Dan kali ini mbuka lagi tulisan-tulisan yang dulu pernah tak tulis dan iseng-iseng baca lagi..
Finally, nemu dulu tulisan yang pernah aku tulis setelah baca novel "Sunset bersama Rosie" dan ternyata sudah beberapa tahun lalu. Ternyata, salah satu isi dari tulisan tersebut lagi di galaukan sama sobat-sobat muda saat ini. Yah, Bismillah. Semoga tulisan tersebut bisa menjadi salah satu refleksi bagi saya pribadi dan juga bagi sobat muda semua. Tulisan tersebut dulu berjudul "Belajar dari Sunset Bersama Rosie"
*****************************************************************************
Buku sunset bersama rosie mengajarkanku akan banyak hal.
Bahwa cinta memang tak selamanya harus memiliki. Cinta juga tidak memaksa,
karena cinta itu fitrah manusia. Cinta itu anugerah dari Yang Maha Kuasa. Tak
perlu lah berlebai-lebai ria dalam menunjukkan cinta terhadap lawan jenis. Tak
perlu lah semua itu diungkapkan kepada dia yang kita cintai. Jika kita memang
benar2 mencintainya, tulus dan ikhlas, kita serahkan saja pada Yang Kuasa, sang
Pemilik Hati. Toh, ketika memang kita berjodoh dengannya, biarlah semua itu
indah pada waktunya. Biarkan Allah yang mempersatukan hati. Biarkan skenarionya
yang mengungkap segalanya, hingga semua itu indah pada waktunya. Yah, ingatkah
engkau pada kisah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az Zahra? Tak ada pengakuan
cinta sebelum mereka dipersatukan, tak ada. Mereka berdua saling memendam rasa.
Saling mengagumi, saling menyukai, dan jatuh hati satu sama lain. Namun, tak
ada satupun dari mereka yang mengungkapkannya. Tak ada. Hingga Rasulullah pun
menikahkan Fatimah dengan Ali. Ya, cinta mereka suci.
Ketika ternyata kita tak berjodoh dengannya. Tak akan pernah
ada yang tersakiti. Tak pernah akan ada kenangan2 yang menghujam rasa. Yah,
kita tinggal melupakan rasa itu dan menggantinya dengan cinta yang halal.
Kenapa Tuhan menciptakan rasa cinta pada sesama makhluk-Nya? Yah, itulah ujian
dari-Nya. Dia ingin mengetahui cinta mana yang lebih besar, kepada sang Khalik
atau kepada makhluk-Nya. Kenali lagi hatimu, tanyakan pada sanubari terdalam.
Cinta haqiqi.
Ketika kamu ingin serius, ya. Nyatakan keseriusan itu. Ingat
serius, bukan main2. Dan memang inilah tugas sang pria. Menyampaikan
perasaannya. Untuk perempuan, ya kita tinggal mengiyakan atau menolaknya.
Sesimpel itukah? Yah, simpel bukan. Karena cinta itu fitrah, cinta itu anugrah.
Buat para perempuan. Simpan rasa itu dalam-dalam di dalam
hatimu. Jangan sampai ia menyeruak ke permukaan. Kau tau, ketika kau
menampakkan cinta itu pada yang tidak semestinya, bukankah kau telah membuka
celah untuk sesuatu yang belum halal? Dan itu tak boleh. Bersabarlah, kelak
jodohmu pasti akan datang. Ia yang dengan gentle-nya akan datang pada orang
tuamu untuk mengkhitbahmu. Dan ketika masa itu datang, tugasmu hanya mengatakan
ya dan tidak. Ketika kau memang mau, ya katakan ya. Ketika memang kau tak mau,
katakan dengan tegas, tidak. Jangan memberikan harapan yang membumbung tingga
ketika kau hanya akan melepaskannya. Laki-laki itu butuh ketegasan. Ketika kau
bilang tidak, kau tak akan menyakitinya. Kau hanya mempermudah jalannya untuk
menemukan bidadari yang lebih baik untuknya. Jangan kau tarik ulur seperti
bermain layang-layang, itu justru jauh menyakitkan untuknya.
Dan lagi untukmu para bidadari yang kelak akan mewarnai biduk
rumah tangga. Tak perlulah kau umbar pesonamu. Cukup kau simpan untuk imammu
saja. Just it. Jangan kau biarkan laki-laki memiliki rasa yang menelikung dalam
hatinya. Bunga2 yang bertebaran dalam hatinya. Jangan biarkan, kau berikan
harapan2 semu pada ia yang bukan jodohmu. Jagalah hatimu, jagalah sikapmu,
jagalah pandanganmu. Kenapa? Karena ketika semua itu kau simpan hanya untuk
jodohmu kelak, maka kau akan semakin mempesona untuknya, membuat para bidadari
cemburu padamu. Dan bukankah kau juga ingin cinta yang demikian untukmu.
Seorang perempuan yang baik hanya untuk laki-laki yang baik, begitu pula
sebaliknya. Lebih baik, ketika Tuhan belum mempertemukan dirimu dengan jodohmu.
Bersabarlah, dan berusahalah untuk memantaskan diri. Kau ingin suami yang
seperti apa? Ya, begitulah kau pun juga harus memantaskan agar bisa sejajar
dengan yang kau harapkan.
Hati-hati dengan hatimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar