Selamat pagi,
Semoga kesehatan, keselamatan, dan nikmat Allah senantiasa
menyertai pembaca semua.
Dalam postingan kali ini, saya akan bercerita mengenai salah
satu yang sering kali dosen saya sampaikan dalam perkuliahan filsafat. Wadah dan
isi. Dalam kehidupan ini seorang manusia diibaratkan dalam proses menggapai
wadah dan isi. Banyak manusia yang terjebak mitos sehingga hanya mementingkan
wadah semata. Manusia banyak yang mengejar popularitas, kekayaan, kekuasaan dan
lain sebagainya. Hal itulah yang kebanyakan dicari oleh manusia untuk
mendapatkan isi yang bernama kebahagiaan. Banyak yang berpikir ketika mereka
memiliki banyak uang, memiliki kekuasaan dan jabatan mereka akan bahagia dengan
hal tersebut. Namun, bahagia yang mereka tuju sebenar-benarnya adalah bahagia
yang semu. Mengapa semu? Secara ragawi memang mereka bahagia, namun secara jiwa
mereka belum mencapai kebahagiaan. Kenapa? Karena ketika kekayaan dan kekuasaan
yang telah dicapai pastilah kita akan berfikir bagaimana caranya untuk
mempertahankan apa yang kita miliki, bagaimana caranya agar tidak hilang, dan
bagaimana caranya untuk meningkatkan wadah yang telah dimiliki. Untuk itulah
perlu adanya rasa syukur. Dengan mensyukuri apa yang telah kita miliki niscaya
hati akan menjadi tenang. Dengan menyadari bahwa hidup ini adalah pemberian
maka kita akan mensyukuri atas segala sesuatu yang telah diberikan kepada kita.
Bersyukur juga merupakan salah satu jalan menuju kebahagiaan. Dengan bersyukur
itulah kita akan merasa cukup. Bersyukur
dan ikhlas dengan ketetapan-Nya merupakan salah satu jalan untuk kita menggapai
kebahagiaan.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang
senantiasa bersyukur. Selamat beraktivitas semoga senantiasa barokah setiap
aktivitasnya. ^^
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamy, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (Q.S. Al Baqarah : 152)
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku
sangat pedih.” (Q. S. Ibrahim: 7)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar