Kamis, 14 Januari 2016

Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal ujian Filsafat Pendidikan Matematika


Nama               : Isti Handayani
NIM                : 12301241045
Kelas               : Pend. Matematika A 2012
Mata Kuliah    : Filsafat Pendidikan Matematika
Pengampu       : Prof. Dr. Marsigit, M. A.
 
Filsafat Matematika dan Pendidikan Matematika: Jawaban dari soal-soal ujian Filsafat Pendidikan Matematika

 

1.      Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Matematika, dan berilah contohnya.

Ontologi Matematika merupakan salah satu kajian mengenai hakikat matematika yang membahas mengenai objek yang ada, sehingga prosesnya pun disebut mengada. Dalam hal ini, ontologi matematika membahas realitas atau suatu entitas dengan apa adanya. Pembahasan mengenai ontologi berarti membahas kebenaran suatu fakta. Untuk mendapatkan kebenaran itu, ontologi memerlukan proses bagaimana realitas tersebut dapat diakui kebenarannya.

Ontologi menurut Anton Bakker (1992) merupakan ilmu pengetahuan yang paling universal dan paling menyeluruh.

a.       Objek Formal

Objek formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas. Bagi pendekatan kuantitatif, realitas tampil dalam kuantitas atau jumlah, tealaahnya akan menjadi kualitatif, realitas akan tampil menjadi aliran-aliran materialisme, idealisme, naturalisme, atau hylomorphisme.

b.      Metode dalam Ontologi

Lorens Bagus memperkenalkan tiga tingkatan abstraksi dalam ontologi, yaitu: abstraksi fisik, abstraksi bentuk, dan abstraksi metaphisik. Abstraksi fisik menampilkan keseluruhan sifat khas sesuatu objek; sedangkan abstraksi bentuk mendeskripsikan sifat umum yang menjadi ciri semua sesuatu yang sejenis. Abstraksi metaphisik mengetengahkan prinsip umum yang menjadi dasar dari semua realitas. Abstraksi yang dijangkau oleh ontologi adalah abstraksi metaphisik.

Aspek ontologi ilmu pengetahuan tertentu hendaknya diuraikan/ditelaah secara:

·         Metodis; Menggunakan cara ilmiah

·         Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan

·         Koheren; Unsur-unsurnya harus bertautan,tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan

·         Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)

·         Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik)

·         Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya

·         Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.

Contoh : aspek ontologi pada ilmu matematika

Aspek ontologi pada ilmu matematika akan diuraikan sebagai berikut :

·         Metodis; matematika merupakan ilmu ilmiah (bukan fiktif)

·         Sistematis; ilmu matematika adalah ilmu telaah pola dan hubungan artinya kajian-kajian ilmu matematika saling berkaitan antara satu sama lain

·         Koheren; konsep, perumusan, definisi dan teorema dalam matematika saling bertautan dan tidak bertentangan

·         Rasional; ilmu matematika sesuai dengan kaidah berpikir yang benar dan logis

·         Komprehensif; objek dalam matematika dapat dilihat secara multidimensional (dari barbagai sudaut pandang)

·         Radikal; dasar ilmu matematika adalah aksioma-aksioma

·         Universal; ilmu matematika kebenarannya berlaku secara umum dan di mana saja

Contoh ontologi matematika:

Dalam geometri misalnya terdapat definisi, aksioma dan teorema yang saling berkaitan. Misalnya aksioma mengenai garis. Garis merupakan salah satu objek yang ada namun dalam realita kita mungkin tidak mampu menunjukkan garis itu yang seperti apa pastinya hanya menunjukkan modelnya. Dalam geometri terdapat aksioma garis yang berkaitan dengan aksioma titik, yakni garis merupakan sekumpulan titik yang dapat berupa garis lurus maupun garis lengkung. Dalam aksioma garis itulah nantinya juga akan dipakai dalam aksioma berikutnya.

 

2.      Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Matematika, dan berilah contohnya.

Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theori of knowledge). Secara etomologi, istilah etomologi berasal dari kata Yunani episteme = pengetahuan dan logos = teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan syahnya (validitas) pengetahuan. Menurut Musa Asy’arie, epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan mengenai hakikat ilmu, dan ilmu sebagai proses adalah usaha yang sistematik dan metodik untuk menemukan prinsip kebenaran yang terdapat pada suatu obyek kajian ilmu. Menurut Dagobert D.Runes epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur, metode-metode dan validitas pengetahuan. Sementara itu, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa epistemologi sebagai “ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan”. Jadi, Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya (validitasnya) pengetahuan.

Epistemologi matematika yakni kajian dalam filsafat yang mencari apakah semua pernyataan matematika mempunyai tujuan dan menentukan suatu kebenaran. Persoalan matematika yang meliputi sifat alaminya dan macamnya.

Contohnya :

Seperti contoh dalam nomor satu misalnya dalam geometri terdapat suatu teorema. Untuk menunjukkan bahwa teorema tersebut benar kita perlu melakukan suatu pembuktian kebenaran teorema tersebut sehingga kita bisa memastikan bahwa teorema tersebut benar. Nah, proses mencari kebenaran teorema tersebut menunjukkan proses epistemologi matematika.

 

3.      Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Matematika, dan berilah contohnya.

Secara etimologi aksiologi berasal dari kata “axios” (Yunani) yang berarti “nilai”, dan “logos” yang berarti teori. Jadi secara singkat aksiologi dapat diartikan sebagai teori nilai. Menurut Suriasumantri (dalam ismaliani, 2008: 1), aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang kegunaan pengetahuan dalam kehidupan manusia yang mengkaji tentang nilai-nilai etika dan estetika.

Aksiologi matematika mempelajari hakekat nilai atau value dari matematika secara pendekatan aksiologis. Menurut Hartman, nilai adalah fenomena atau konsep; nilai sesuatu ditentukan oleh sejauh mana fenomena atau konsep itu sampai kepada makna atau arti. Menurutnya, nilai matematika paling sedikit memuat empat dimensi: matematika mempunyai nilai karena maknanya, matematika memiliki nilai karena keunikannya, matematika memiliki nilai karena tujuannya, dan matematika memiliki nilai karena fungsinya.

Contohnya :

Dalam matematika terdapat suatu teorema yang mana memiliki keterkaitan dengan kehidupan nyata. Jika teorema tersebut kita kuasai maka kita telah menerapkan pengetahuan intrinsik menurut aksiologi matematika. Jika kita mampu menerapkan matematika dalam kehidupan nyata berarti kita telah menerapkan pengetahuan ekstrinsik menurut aksiologi matematika. Kemudian kita mempelajari teorema tersebut dan dapat mengembangkan dalam kancah pergaulan matematika maka pengetahuan matematika bersifat sistemik.

Contoh dalam matematika misalnya teorema fungsi akan memiliki nilai jika nilai variabel diketahui. Sehingga nilai dari fungsi itulah yang dinamakan salah satu contoh dari aksiologi matematika.

 

4.      Jelaskan apa yang dimaksud Ontologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.

Ontologi pendidikan matematika merupakan kajian dalam filsafat matematika yang mengkaji mengenai realitas atau yang ada dalam pendidikan matematika. Proses dalam ontologi pendidikan matematika merupakan salah satu bentuk mengada sehingga dapat menerangkan hakikat dari segala yang ada. Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala yang ada ini? Pertama kali orang dihadapkan pada adanya dua macam kenyataan. Yang pertama, kenyataan yang berupa materi (kebenaran) dan kedua, kenyataan yang berupa rohani (kejiwaan). Pembicaraan tentang hakikat sangatlah luas sekali, yaitu segala yang ada dan yang mungkin ada adalah realitas. Jadi hakikat adalah kenyataan sebenarnya tentang sesuatu, bukan kenyataan sementara atau keadaan yang menipu, juga bukan kenyataan yang berubah.

Contohnya:

Dalam pendidikan matematika kita menemukan realitas dalam prosesnya. Seperti misalnya kurikulum matematika di SD yang berbeda dengan SMP dan SMA. Kita mengetahui bahwa realita peserta didik berbeda setiap jenjangnya sehingga kurikulum yang ada pun harus disesuaikan dengan jenjang sekolah. Dalam hal ini kurikulum ada menurut realita pendidikan di lapangan sehingga dapat diterima. Proses dalam hal tersebut disebut mengada dalam proses pendidikan matematika.

 

5.      Jelaskan apa yang dimaksud Epistemologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.

Epistemologi merupakan suatu kajian dalam filsafat yang membahas mengenai teori pengetahuan. Dalam hal tersebut dibahas pula mengenai metode, sumber-sumber dan tujuan dari pengetahuan tersebut. Epistemologi pendidikan matematika membahas bahwa pendidikan matematika memiliki suatu metode, sumber-sumber untuk mencapai tujuan dari pendidikan matematika tersebut.

Contohnya:

Pendidikan Matematika di Indonesia memiliki suatu metode untuk mencapai tujuannya. Salah satu contohnya dalam kurikulum 2013 ini diterapkan suatu metode saintifik agar siswa terbiasa untuk menganalisa masalah. Problem dasar pendidikan matematika kita di Indonesia adalah siswa atau mahasiswa tidak dibiasakan untuk menginterpretasikan sebuah persoalan. Padahal, matematika itu adalah interpretasi manusia terhadap fenomena alam. Dampaknya, siswa bahkan mahasiswa, pandai mengerjakan soal, tetapi tidak bisa memberikan makna dari soal itu. Matematika hanya diartikan sebagai sebuah persoalan hitung-hitungan yang siap untuk diselesaikan atau dicari jawabannya. Ini akibat tidak diajarkannya filsafat atau latar belakang ilmu matematika. Untuk mencari solusi dari problem dasar tersebut disusunlah sebuah kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia.

 

6.      Jelaskan apa yang dimaksud Aksiologi Pendidikan Matematika, dan berilan contohnya.

Menurut Suriasumantri (dalam Ismaliani, 2008: 1), aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang kegunaan pengetahuan dalam kehidupan manusia yang mengkaji tentang nilai-nilai etika dan estetika.

Aksiologi pendidikan matematika merupakan hakekat nilai atau value pendidikan matematika dalam kajian aksiologis. Dalam hal ini, dibahas pula mengenai kegunaan pendidikan matematika dalam kehidupan manusia.

Contohnya:

Materi kalkulus dalam jenjang SMA mungkin masih dianggap materi yang hanya mengandalkan hitungan namun dalam kehidupan kegunaan kalkulus tersebut sering dipakai oleh para enginer dalam menyelesaikan kasusnya. Nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari kalkulus itulah salah satu contoh dari aksiologi pendidikan matematika. Tentunya masih banyak kegunaan-kegunaan dalam materi di kurikulum pendidikan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

 

7.      Jelaskan Hermenetika Matematika, dan berilah contohnya.

Hermeneutika adalah salah satu jenis filsafat yang mempelajari tentang interpretasi makna. Nama hermeneutika diambil dari kata kerja dalam bahasa yunani hermeneuien yang berarti, menafsirkan, memberi pemahaman, atau menerjemahkan. Jika dirunut lebih lanjut, kata kerja tersebut diambil dari nama Hermes, dewa Pengetahuan dalam mitologi Yunani yang bertugas sebagai pemberi pemahaman kepada manusia terkait pesan yang disampaikan oleh para dewa-dewa di Olympus.

Hermeneutika Matematika merupakan salah satu kajian dalam menginterpretasikan makna maupun simbol dalam matematika yang dapat memberikan pemahaman dalam materi tersebut.

Contohnya :

Dalam matematika terdapat simbol-simbol yang kemudian telah disepakati oleh Internasional untuk menyimbolkan sesuatu. Sekarang kita dapat menerjemahkan maksud dari simbol tersebut sehingga memudahkan kita dalam memahami materi matematika.  

 

8.      Jelaskan Hermenetika Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.


Gambar diatas merupakan gambar dari hermeneutika pendidikan matematika dalam blog http://powermathematics.blogspot.co.id.

Hermeneutika dalam pendidikan matematika terdiri dari garis dan lingkaran yang bermakna bahwa ketika seorang siswa belajar materi matematika. Seperti dalam gambar di atas, bahwa hermeutikanya pembelajaran matematika di sekolah itu harus seperti garis yang membentuk spiral yang beraturan bentuknya dan semakin lama akan semakin membesar/melebar. Tidak seperti lingkaran yang dia akan menempati ruang yang sama dalam waktu yang berbeda. Jangan juga seperti fenomena powernow yang menukik terlalu tajam. Hermenutika pembelajaran yang sprial, konstan dan semakin melebar, menggambarkan bahwa ia tidak akan menempati ruang yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam proses pendidikan matematika perlu adanya proses terjemah dan menerjemahkan. Antara pendidikan matematika dan matematika murni tentu saja terdapat perbedaan. Matematika murni adalah untuk orang dewasa yang memandang matematika sebagai ilmu. Sementara pendidikan matematika mengarah kepada matematika sekolah yang berusaha untuk membelajarkan matematika kepada siswa dengan berkegiatan atau beraktivitas. Sehingga, yang terpenting dalam pendidikan matematika adalah guru menyediakan sesuatu yang memungkinkan siswa untuk melakukan aktivitas.

Contohnya :

Di sekolah guru sebagai fasilitator siswa dalam menemukan konsep dan materi. Misalnya, dalam pembelajaran mengenai bangun datar dan bangun ruang seorang guru menggunakan alat peraga matematika yang kemudian siswa menggunakannya untuk menemukan konsep dari materi bangun datar dan bangun ruang.

 

9.      Jelaskan Phenomenologi Matematika, dan berilah contohnya.

Fenomenologi adalah sebuah studi dalam bidang filsafat yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena. Ilmu fenomonologi dalam filsafat biasa dihubungkan dengan ilmu hermeneutik, yaitu ilmu yang mempelajari arti daripada fenomena ini.

Stanley Deetz menyimpulkan tiga prinsip dasar fenomenologis:

·         Pengetahuan ditemukan secara langsung dalam pengalaman sadar. Kita akan mengetahui dunia ketika kita berhubungan dengan pengalaman itu sendiri.

·         Makna benda terdiri dari kekuatan benda dalam kehidupan seseorang. Bagaimana kita berhubungan dengan benda menentukan maknanya bagi kita.

·         Bahasa merupakan kendaraan makna. Kita mengalami dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengekspresikan dunia itu.

Fenomenologi matematika adalah sebuah tinjauan terhadap relasi matematika sebagai subjek dari prinsip-prinsip matematika sebagai objek. Jenis hubungan yang pertama bersifat tautologis yaitu kebenaran yang tertutup tanpa berkorelasi dengan kesadaran subjek ataupun fenomena alam semesta. Sedangkan hubungan yang kedua menegaskan bahwa kebenaran matematika bersifat relasional, berkorelasi dengan kesadaran subjek ataupun fenomena alam raya.

Contohnya :

Dalam matematika kita mengenal bilangan. Seringkali matematikawan mengkaji bilangan yang ada di alam kemudian menemukan suatu konsep seperti deret Fibonacii. Kemudian dalam geometri matematikawan juga mengamati benda-benda yang ada di sekitarnya kemudian menemukan konsep matematika yang berkaitan dengan geometri.

 

10.  Jelaskan Phenomenologi Pendidikan Matematika, dan berilah contohnya.

Phenomenologi pendidikan matematika adalah sebuah tinjauan terhadap relasi  pendidikan matematika sebagai subjek dari prinsip-prinsip pendidikan matematika sebagai objek. Dalam relasi tersebut dikaji berdasarkan fenomena yang terjadi dalam proses pendidikan. Berdasar asumsi ontologis, penggunaan paradigma fenomeologi dalam memahami fenomena atau realitas tertentu, akan menempatkan realitas sebagai konstruksi sosial kebenaran. Realitas juga dipandang sebagai sesuatu yang sifatnya relatif, yaitu sesuai dengan konteks spesifik yang dinilai relevan oleh para aktor sosial. Secara epistemologi, ada interaksi antara subjek dengan realitas akan dikaji melalui sudut pandang interpretasi subjek. Sementara itu dari sisi aksiologis, nilai, etika, dan pilihan moral menjadi bagian integral dalam pengungkapan makna akan interpretasi subjek.

Contohnya :

Salah satu dalam perumusan kurikulum pendidikan matematika disusun berdasarkan fenomena yang ada di lapangan sehingga kurikulum pendidikan matematika dapat menjawab masalah yang terjadi di dunia pendidikan. Dalam materi geometri SMP misalnya terdapat materi lingkaran kemudian siswa diajak untuk menganalisa bentuk-bentuk lingkaran yang ada di sekitarnya.

 

 

Sumber :

http://powermathematics.blogspot.co.id

http://anii88.blogspot.co.id

https://www.academia.edu

https://id.wikipedia.org/wiki

Marsigit, dkk. 2015. Filsafat Matematika dan Praksis Pendidikan Matematika. Yogyakarta: UNY Press.

 

 

Perjalanan Mencari Jati Diri


Pencarian jati diri?

Setiap manusia pasti pernah melewati suatu fase dalam rangka pencarian jati diri. Pun begitu pula dengan saya, tiap waktu dan tiap kesempatan saya jadikan momentum untuk pencarian jati diri dalam rangka perbaikan diri. Saya ingin berbagi mengenai pengalaman saya selama satu semester mengikuti mata kuliah filsafat pendidikan matematika. Mengapa judul tulisan ini perjalanan mencari jati diri? Karena dalam kuliah ini tidak hanya diulas mengenai materi ataupun teori filsafat dari berbagai filsuf namun juga share dua arah mengenai kehidupan dan pengalaman dalam hidup agar hidup menjadi benar-benar hidup.

***

Dalam pertemuan pertama diberikan pendahuluan mengenai filsafat. Ternyata filsafat itu banyak sekali macamnya. Ada filsafat olahraga, filsafat barat, filsafat matematika, filsafat pendidikan sampai filsafat tempe pun ada. Mengapa ada filsafat tempe? Karena tempe pun juga memiliki falsafahnya. Mengapa bentuk tempe datar pada bagian bawah dan cembung pada bagian atasnya? Karena agar mudah untuk menggorengnya, salah satu diantara tujuan bentuk tempe tersebut. Lalu dalam hal menggoreng tempe pun harus jelas sintaks-sintaksnya. Wajan harus terbuka, karena jika tertelungkup maka minyaknya akan menyebar dan tumpah sehingga tidak memungkinkan untuk menggoreng tempe. Jika wajan terbuka maka minyak akan mengumpul dan menggoreng tempe pun dapat terlaksana. Sintaks-sintaksnya harus jelas. Urutannya sesuai dan pas hingga tempe goreng pun siap. Ada 1001 filsafat mengenai tempe ini.

Cerita diatas membuktikan bahwa filsafat itu dapat dipelajari dan mengalir dengan sendirinya. Salah satu kunci yang dapat ditempuh adalah dengan banyak membaca sehingga referensi dan wawasan akan semakin bertambah. Baca.... baca..... baca.... dan terus baca.... Orang yang berfilsafat tidak mungkin kalau dirinya terisolasi dan tidak mau berubah, pasti dirinya akan selalu berubah. Hal ini karena mereka menganggap ilmu bukan karena diperintah tapi karena dicari. Nah, pencarian ilmu ini juga menjadi salah satu sarana dalam pencarian jati diri dan hakikat diri.

Objek dalam filsafat ini pun juga banyak sekali meliputi apa yang ada dan yang mungkin ada. Sesuatu yang telah kita ketahui merupakan sesuatu yang ada. Dan hal-hal yang belum kita ketahui dapat kita katakan sesuatu yang mungkin ada. Semilyar pangkat semilyar pun belum mampu mendefinisikan tentang yang ada. Begitu pula sebaliknya, semilyar pangkat semilyar pun belum mampu mendefinisikan yang mungkin ada. Itulah salah satu keterbatasan kita sebagai manusia. Untuk itu dalam berfilsafat, kita dituntut untuk terus mengada dan menjadi pengada.

Filsafat sendiri dipelajari dengan metode hidup menggunakan prinsip-prinsip hidup. Dosen pengampu mata kuliah filsafat saya mengatakan bahwa tulang punggung filsafat adalah komunikasi, sedangkan alat untuk berfilsafat adalah bahasa analog. Bahasa analog memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari kiasan. Contoh bahasa analog adalah hati dan pikiran. Dimana hati bisa dimaksud sebagai hal yang identik dengan spiritual, Tuhan, doa, dan akhirat; sedangkan pikiran bisa dimaksud dengan logika, ilmu pengetahuan, dan dunia. Untuk mengenal bahasa analog, kita bisa sering membaca elegi-elegi sebagai sarana mengada yang mungkin ada. Dengan bahasa analog ini, sesuatu yang sulit diungkapkan dengan bahasa biasa dapat diungkapkan dengan mudah. Hal ini karena bahasa biasa terbatas ruang dan waktu. Jadi, untuk memahami filsafat kita perlu mengenal dan menguasai bahasa analog terlebih dahulu.

***

Dalam perkuliahan berikutnya, pada awal pertemuan kami diberikan kuis tes jawab singkat sebanyak 50 soal. Ternyata, masih banyak dari kami yang memperoleh nilai nol. Nah, itulah yang membuktikan bahwa kami harus terus membaca dan banyak belajar mengenai filsafat dan yang lainnya. Kita tidak boleh menyombongkan diri karena merasa telah memiliki ilmu karena orang yang sombong tidak mengetahui apa yang masih belum ia ketahui dan menutup pintu ilmu.

Pembelajaran kala itu adalah mengenai bertanya. Ya, kami sebagai mahasiswa diminta untuk bertanya akan apa-apa yang ingin kami ketahui. Perkuliahan kala itu diisi dengan tanya jawab dan diskusi dua arah. Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa adalah mengenai kesulitan belajar siswa yakni jika seorang siswa mengalami kesulitan belajar itu artinya siswa tersebut kesulitan dalam menembus ruang dan waktu? Nha, secara filsafat bagaimana prosedur belajar itu?

Dalam hal ini saya ingin berbagi jawaban dari Bapak Prof. Marsigit dalam perkuliahan tersebut sebagai berikut:

Hal ini bisa dikaitkan dengan filsafat memperoleh nilai nol. Secara filsafat, ketika kita menjawab SALAH dalam tes jawab singkat, sebenarnya ada yang BENAR. Seandainya, kita ditanya siapa nama Bapak dari Pak Marsigit. Tidak diragukan lagi, absolutely, kita tidak tahu. Secara filsafat, ini termasuk dalam aliran validism. Aliran validism dapat digunakan untuk membela kita dari kesemena-menaan orang tua atau membela anak SD dari kesemena-menaan gurunya.

Seandainya kita tetap dipaksa menulis nama Bapak dari Pak Marsigit, lalu kita menjawab SALAH. Secara filsafat, SALAH itu BENAR. Hal ini menunjukkan metafisik yaitu yang tersembunyi. Semua yang ada dalam tes jawab singkat tadi sebenarnya ada tokohnya sehingga tidak asal ditanyakan. Semuanya tersembunyi dibalik kalimat, dibalik penampakan, dan dibalik diri kita sendiri (dites ternyata mendapat nilai nol). Itulah sebenar-benarnya metafisik. Masih ada yang lebih tersembunyi di dalam diri kita yaitu jiwa. Bisa jadi ketika kita tertawa dan tampak bahagia, jauh di dalam hati kita sebenarnya sedang mengalami kesedihan dan kekecewaan. Hanya diri kita sendirilah yang tahu mengenai hati kita sendiri.

Contohnya metafisik diartikan sebagai filsafat sembunyi. Padahal arti sebenarnya adalah dibalik yang fisik. Sepandai-pandainya orang yang berfilsafat adalah jika mudah dipahami oleh orang awam. Inilah alasan Pak Marsigit membuat elegi agar kita lama-lama dapat berfilsafat. Tidak ada istilah GAGAL secara filsafat. Istilah GAGAL merupakan istilah dalam psikologi. Secara filsafat, GAGAL berarti tidak sesuai ruang dan waktu. Contoh pernyataan 4 x 6 = 50000. Jika ini dikatakan dalam pembelajaran di sekolah maka pernyataan ini SALAH. Tetapi, jika ini dikatakan dalam  studio foto maka pernyataan ini BENAR. Filsafat mempedulikan ruang dan waktu. Secara filsafat, orang sukses adalah orang yang berani menembus ruang dan waktu. Bahkan binatang, tumbuhan, dan batu sekalipun mampu menembus ruang dan waktu. Bahkan ketika kita doing nothing pun sebanrnya kita juga menembus ruang dan waktu seperti halnya batu.

Dalam filsafat, penggunaan bahasa itu penting. Misalnya dalam statistika ada istilah data. Jika turun ke sekolah, data ini adalah siswa. Jika naik ke atas, data ini adalah yang sudah ada. Jika naik lagi ke spriritual, data ini adalah ciptaan Tuhan. Adanya bermacam-macam bahasa karena adanya perbedaan ruang dan waktu. Contohnya ketika mengajar di SD dan SMP haruslah menggunakan bahasa yang berbeda. Hal yang sangat konyol ketika kita mengajarkan integral di SD. Integral memiliki unsur dasar jumlahan luas atau jauh-dekat. Bagi anak SD, jauh-dekat lebih mudah dipahami daripada integral. Itulah sebenar-benarnya matematika. Dalam mengajar matematika tidah harus selalu dengan definisi. Anak-anak dapat memahami jauh-dekat, benci-rindu, besar-kecil,…. dst  karena pergaulannya. Sebagai pendidik, sebaiknya haruslah peduli ruang dan waktu. Selain itu, pendidik juga haruslah sopan dan satun terhadap filsafat. Filsafat itu merupakan kesadaran.

Dalam kesempatan pertemuan kala itu saya semakin menyadari bahwa bertanya merupakan salah satu cara dalam berfilsafat. Ketika kita bertanya maka kita akan mengetahui yang mungkin ada, mengetahui sesuatu yang tersembunyi yang belum kita ketahui sebelumnya. Bertanya itulah juga merupakan salah satu cara bagi kita untuk mencari jati diri. Maka belajar untuk bertanya juga merupakan salah satu yang penting untuk dipelajari.

***

Pada pertemuan berikutnya kami diberikan tes jawab singkat lagi. Kali ini tes jawab singkat mengenai menembus ruang dan waktu. Tes terdiri dari 50 pertanyaan. Dalam tes kami dibelajarkan mengenai material, analitik, formal, normatif dan spiritual dalam dimensi ruang dan waktu. Berikut beberapa ulasan mengenai hal tersebut.

Materialnya apapun adalah material, sedangkan analitik itu logika pikir. Jika material diterapkan pada benda maka hal ini menyangkut banyaknya benda yang dihitung. Contohnya,  analitiknya formal. Formal itu aturan, maka analitiknya formal berarti banyaknya aturan-aturan. Lalu, analitiknya normatif yaitu analitik. Analitik merupakan istilah normatif dan filsafat juga istilah normatif. Selanjutnya, analitiknya sprititual. Analitik itu logika, maka analitiknya spriritual itu logika Tuhan.

Sintetik adalah interaksi antara campuran benda-benda. Sintetiknya material adalah campuran benda-benda. Sintetiknya formal adalah formal gabungan dari aturan-aturan. Sintetiknya normatif adalah sintetik. Selanjutnya, sintetiknya sprititual adalah produk-produk dari spiritual.

Apriori adalah pikiran. Apriorinya material adalah benda-benda pikir. Apriorinya formal adalah aturan-aturan di dalam pikir. Selanjutnya, apriori spriritual adalah takdir. Kita dapat memikirkan takdir, tetapi sepenuhnya takdir adalah kehendak Tuhan.

Transenden adalah dimensi para dewa. Ingat para dewa berada di dimensi di atas kita. Contohnya, kita adalah dewa bagi adik kita, bank adalah dewa bagi uang. Dewa bisa mengatur dimensi di bawahnya. Transendennya material berarti benda-bendanya para dewa. Transendennya spiritual berarti para amalaikat.

Relatifnya formal adalah aturan yang longgar. Relatifnya normatif adalah relatif. Relatifnya spritiual berarti ciptaan Tuhan yang ada di bumi.

Sebenar-benarnya tidak ada yang absolut di dunia ini, hanyalah Tuhan yang absolut. Absolutnya formal berarti ketentuan Tuhan. Absolutnya normatif berarti ilmu Tuhan. Absolutnya spiritual berarti kuasa Tuhan.

Skeptisnya material adalah benda-benda yang bergerak. Skeptis berarti belum menentukan posisi. Skeptisnya formal adalah aturan-aturan yang tak jelas. Skeptisnya normatif adalah skeptis. Skeptisnya spiritual adalah Syaitan. Skeptis juga berarti ragu-ragu.

Kemudian masih ada lagi yakni mitos. Mitosnya material adalah benda pusaka.

Setelah itu, kami diminta untuk menulis pertanyaan pada lembar jawaban tes jawab singkat tersebut. Kemudian dipanggil secara acak oleh Pak Marsigit dan kami mengajukan pertanyaan yang telah kami tulis sebelumnya.

Berikut saya tuliskan pertanyaan dari teman-teman ketika perkuliahan beserta jawaban dari Pak Marsigit selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah terekam selama perkuliahan kala itu.

Pertanyaan pertama dari Sdri. Elfrida Noviana Dewi :

Bagaimana membangun filsafat bagi orang yang sama sekali belum memahaminya?

Bagaimana dengan orang yang tidak kuliah atau tidak mengambil mata kuliah filsafat?

Jawaban Pak Marsigit :

Untuk membangun filsafat, dilakukan saja dengan ikhtiar. Jika kita diminta membaca, kita harus mau membaca. Jika kita diminta membuat comment, maka kita harus mau membuat comment. Jika diminta berpikir, maka kita harus mau berpikir. Bagi orang yang tidak kuliah. Untuk apa? Kita tidak perlu memfilsafatkan masyarakat. Lebih baik kita mengurusi diri kita sendiri.

Pertanyaan kedua dari Sdr. Mu’ahid Nur Rahman :

Mohon dijelaskan mengenai apa yang dimaksud skeptis?

Jawaban Pak Marsigit :

Skeptis berarti meragukan segala sesuatu. Pada zaman dahulu di Yunani, tokoh skeptis adalah Rene Descartes. Awal mulanya dari mimpi. Tetapi, mimpi yang dialami Rene Descartes sangat berbeda sehingga membuatnya tidak mampu membedakan antara mimpi dan kenyataan. Kemungkinan ini mungkin saja terjadi di negeri yang bersalju seperti Perancis. Di lingkungan yang bersalju, serba putih, dan dingin memanglah wajar. Ketika bermimpi tentang salju, ya seperti itu. Ketika berada di luar rumah, hamparan salju ya seperti itu. Ketika tidur dan bangun tidur, salju juga begitu. Memang, jika di Indonesia hal ini sulit terjadi karena tidak ada hamparan salju yang luas. Rene lalu kebingungan dan ia hendak mencari kepastian. Semua yang dilihat dan dipikikan tidak dapat dipercaya termasuk Tuhan pun dia tidak percaya. Tetapi, singkat kata pada akhinya Rene mampu menemukan Tuhan.

Rene memang meragukan segala sesuatu, sehingga ia mencari tahu terus-menerus. Satu hal yang menurutnya jelas-jelas pasti bahwa aku ini sedang bertanya. Tidak ada yang bisa mendebat hal ini. Menurutnya jika aku bertanya maka aku ada, saya berpikir maka saya ada. Dampak hal ini tidak main-main.

Jika kita tidak berpikir bisa jadi jangan-jangan kita tidak ada. Kalau kita tidak membuat comment bisa jadi jangan-jangan kita tidak ada. Menurut Rene Descartes, itulah yang namanya Skeptisism. Gabungan antara skeptis dengan positif akan menjadi Metode Saintifik.

Pertanyaan ketiga dari Sdri. Deary Putriani :

Mohon dijelaskan mengenai apa itu transenden?

Jawaban Pak Marsigit :

Transenden itu adalah sifat yang berada pada dimensi dewa atau dimensi di atasnya. Contohnya rektor adalah transenden bagi mahasiswa serta dosen adalah transenden bagi mahasiswa; mahasiswa mengetahui sedikit tentang sifat dosen, sedangkan dosen mengetahui banyak tentang sifat mahasiswa. Contoh lain adalah cacing dengan ayam. Ayam adalah dewanya cacing. Sifat ayam transenden bagi sifat cacing. Cacing mungkin berjalan santai di dekat ayam, padahal ayam siap mematuknya. Transenden memiliki sifat yang ada di dimensi di atasnya.

Pertanyaan keempat dari Sdri. Ilma Rizki Nur Afifah :

Adakah aturan dalam berfilsafat?

Jawaban Pak Marsigit :

Selama ini, sebenarnya kita sedang membicarakan aturan filsafat. Pertanyaan ini ibarat kita seperti ayam yang ada di dalam lumbung padi. Ayam menginjak-injak makanan yang akan dimakan. Sampai sekarang dan sampai akhir, sebenarnya kita telah bicara tata cara berfilsafat. Aturan itu melimpah ruah sehingga barangkali justru itu membuat kita sulit mengatakannya.

Pertanyaan kelima dari Sdri. Rita Suryani :

Mohon lebih dijelaskan mengenai validism beserta contohnya!

Jawaban Pak Marsigit :

SALAH itu BENAR. Filsafatnya SALAH namanya Validism. Dengan adanya filsafat ini, kita akan menyadari bahwa ketika kita mendapat nilai NOL, nilai itu adalah BENAR. Memang tes jawab singkat tadi dibuat agar kita tidak sombong. Jika kita mencari ilmu yang didasari dengan rasa sombong, maka kita tidak akan mendapat apa-apa. Inilah pengakuan Partai Nol Indo.

Jika guru menyadari bahwa dunia siswa adalah dunianya menjawab SALAH, maka guru akan maklum. Sangatlah wajar jika siswa salah karena siswa sedang belajar. Guru harus tahu filsafat bahwa di dunia ini perlu ada yang SALAH. Seandainya, guru marah-marah dan stress, maka siswa juga akan stress dan semuanya akan RUGI.

Dalam kuliah ini, banyak yang tidak paham elegi misalnya elegi paradoks tukang cukur. Sebenarnya elegi ini menyatakan bahwa f(x) adalah himpunan dari a sama dengan x dengan x tidak sama dengan x.

Pertanyaan keenam dari Sdri. Latifatul Karimah :

Nilai kebenaran dalam filsafat didasarkan pada apa?

Jawaban Pak Marsigit :

Nilai kebenaran ditentukan oleh yang ada dan yang mungkin ada dalam ruang dan waktu. Benar diriku itu subjektif. Benar diri kita itu objektif. Benar dalam pikiran itu ideal. Benar di luar pikiran kita itu relatif. Sebenarnya ilmu yang dipelajari itu melimpah ruah-banyak sampai-sampai mungkin kita tidak tahu. Ibarat anak ayam yang kelaparan di dalam lumbung padi. Ayam mungkin tidak dapat membedakan antara batu dan makanan. Kebenaran dunia ini relatif, tetapi kebenaran Tuhan itu absolut. Kebenaran skeprtis itu diragukan dan kebenaran pikiran itu adalah konsisten atau koheren.

Barang siapa berpikir tidak konsisten maka itulah yang disebut salah; salahnya berpikir. Kebenaran para dewa adalah para logos. Kebenaran para daksa adalah pada faktanya. Kebenaran subjek adalah para predikatnya, sedangkan kebenaran predikat adalah para subjeknya. Kebenaran kapitalis itu modalnya; siapa yang bermodal dianggap ada. Kebenaran utilitarian adalah asas manfaat. Kebenaran pragmatis itu praktisnya. Kebenaran material itu bendanya. Kebenaran spiritual itu firman Tuhan. Kebenaran benda-benda itu relatif, sedangkan kebenaran Tuhan itu absolut.

Pertanyaan ketujuh dari Sdr. Anggara Ari Mustofa :

Apakah filsafat dari nol?

Jawaban Pak Marsigit :

Filsafat dari nol adalah nihilism. Nihilism menganggap bahwa pada akhirnya manusia itu hampa atau tiada. Manusia menggapai ketiadaan agar hidup bahagia. Tiada nafsu, tiada amarah, tiada cita-cita, dan dalam keadaan tiada kita akan naik ke nirwana.

Pertanyaan kedelapan dari Sdri. Winda Dwi Astuti :

Filsafat apa yang membiacarakan masa depan?

Jawaban Pak Marsigit :

Tokoh filsafat ini adalah Immanuel Kant dalam bukunya teologi. Bisa jadi jika mulai sekarang kita belajar terbang, mungkin saja turunan ke dua puluh ribu kita bisa terbang. Hal ini sesuai dengan prinsip evolusi. Contohnya ikan di laut bisa berubah bentuk karena disesuaikan dengan aktivitasnya. Mungkin saja kuda nil bisa jadi badannya membesar karena di air tidak banyak bergerak dan lama lama mungkin saja bisa kehilangan kakinya. Semilyar tahun lagi mungkin hal ini bisa terjadi.

Pertanyaan kesembilan dari Sdri. Diah Hapsari Widyarini :

Adakah batasan mencari ilmu?

Jawaban Pak Marsigit :

Ciri orang berfilsafat mudah dipahami. Pertanyaan ini tidak mudah dipahami karena sebenar-benarnya ilmu itu terbentang luas.

Kemudian setelah menjawab pertanyaan dari Sdri. Diah Hapsari nama saya dipanggil oleh Pak Marsigit. Dan berikut pertanyaan yang telah saya tulis sebelumnya.

Apa yang membuat Bapak tertarik memdalami filsafat?

Jawaban Pak Marsigit :

Hidup tidak semata-mata atas dasar tertarik. Tertarik itu berarti pelaku tunggal yang penuh full of otority. Banyak kejadian yang tidak sengaja, di luar kemauan, dan di luar pikiran; semua mengalir begitu saja. Kemudian Pak Marsigit menceritakan tentang kisah perjalanannya mulai dari keluarganya, proses kuliah sarjana, kisah mengenai beasiswa studi pasca sarjana di Inggris ketika usianya 38 tahun dan lulus ketika berusia 40 tahun. Kemudian ketika secara kebetulan terdapat studi doktoral filsafat dan akhirnya beliau diterima. Dan lulus ketika Pak Marsigit berulang tahun. Kemudian kisah Pak Marsigit hingga menjadi guru besar dalam ilmu pembelajaran matematika.

Cerita tersebut telah menginspirasi saya dalam belajar. Suatu proses dan perjalanan yang sangat mengesankan ketika kita menjalaninya dengan keikhlasan dan mengalir mengikuti rencana dan takdir yang telah Allah pilihkan untuk kita. Sebagai hamba kita juga harus mengupayakan yang terbaik dalam setiap perjalanan hidup kita. Teruslah untuk berprestasi dan berkarya.

Pertanyaan kesebelas dari Sdr. Tangguh Yudho Pamungkas :

Apa hubungan filsafat dengan Tuhan?

Jawaban Pak Marsigit :

Bacalah elegi menggapai ritual ikhlas 1-43. Pertanyaan ini sudah sejak awal kita bahas terus menerus. Tidak perlu metode definisi karena hubungan filsafat dengan Tuhan dapat dpahami jika kita cermat. Dari awal sampai sekarang, hal ini selalu dibicarakan itulah posisinya ibarat kita ingin mendefiniskan cinta. Tak akan bisa kita mendefinisikan cinta karena sejak dulu kita telah bicara cinta Walaupun tidak terucap tapi terlihat dalam tindakan dan tulisan. Singkatnya, filsafat itu pikiran dan agama itu hati.

Sehebat-hebatnya pikiran tidak akan mungkin mengetahui relung-relung hati seseorang. Itulah gambaran setinggi tinggi ilmu manusia. Tidak akan mungkin manusia dapat mengetahui rahasia Tuhan. Jika diturunkan, sehebat-hebatnya ucapan tidak akan mungkin bisa mengucapkan apa yang ada dalam pikiran. Sehebat-hebatnya tulisan tidak akan mungkin bisa menulis apa yang akan diucapkan. Selincah-lincahnya gerakan tidak akan mungkin bisa melaksanakan apa yang sudah ditulisankan. Dunia berstuktur dan berhierarkis. Jangan sombong dan gagah-gagahan untuk mengetahui rahasia Tuhan.

 

Pertemuan inilah salah satu perjalanan yang saya lalui dalam proses pencarian jati diri. Setiap pertanyaan dan jawaban yang telah diulas dalam pertemuan kala itu memberikan pembelajaran berharga bagi saya. Tetaplah optimis dalam setiap perjalanan hidup kita karena Allah itu sesungguhnya dekat dengan hamba-Nya.

***

 

Perkuliahan berikutnya kami mendapat kunjungan observasi dari mahasiswa S-3. Bapak Ibu observer tersebut bergabung dan mengamati proses pembelajaran filsafat pendidikan matematika di kelas kami.

Dalam kesempatan tersebut pula Pak Marsigit menjelaskan beberapa teori filsafat pendidikan dari berbagai filsuf dan membuat diagram di papan tulis. Mungkin untuk memahami hal tersebut saya masih butuh banyak belajar lagi karena pemikiran-pemikiran para filsuf yang dijelaskan sungguh sangat briliant. Dalam diagram tersebut juga ditampilkan bahwa ilmu pengetahuan itu berjenjang dan memiliki dimensi yakni dimensi ruang dan waktu. Jika kita dapat menggunakan suatu hal sesuai dengan ruang dan waktu maka kita telah membuat suatu keteraturan. Keteraturan dalam ruang dan waktu.

Pemikiran-pemikiran dari beberapa filsuf tersebut telah membuat wawasan saya menjadi terbuka akan relatifitas ruang dan waktu. Pertemuan kali ini merupakan salah satu perjalanan saya dalam menggapai jati diri dalam filsafat pendidikan. Teruslah untuk berpikir dan belajar maka suatu saat kita akan bisa menjadi pengada untuk yang mungkin ada. Semangat belajar dan semangat berproses dalam perjalanan mencari jati diri.

***

Pada perkuliahan berikutnya diawali dengan tes jawab singkat seperti biasa. Namun kali ini soal yang diberikan lebih banyak dari biasanya yakni tujuh puluh dua soal. Ketika pengoreksian jawaban kami diminta untuk mencoret semua jawaban baik yang diisi maupun tidak. Semua. Kami pun melakukan hal tersebut sehingga sekelas mendapatkan nilai nol. Dan berjayalah partai Nolindo di kelas kami. Mengapa demikian? Pak Marsigit pun menjelaskan bahwa nilai nol menunjukkan bahwa kita harus tetap ikhlas dalam menuntut ilmu, agar kita tidak sombong jika mendapatkan skor yang baik. Karena jika kita sombong pada ilmu maka sebenarnya kita tidak akan mendapat apa-apa. Ya, memang benar bahwa menuntut ilmu itu harus diimbangi dengan keikhlasan. Ikhlas hati dan juga ikhlas pikir.

Setelah itu kami diberikan kesempatan untuk menanyakan jawaban dari soal tes jawab singkat tersebut. Kemudian setelah Pak Marsigit menjawab, kami diberikan kesempatan untuk mencari dan menjelaskan salah satu dari sekian nomor pada tes jawab singkat.

Dalam kesempatan kali ini saya ingin mencoba menjelaskan mengenai benarnya salah dan salahnya benar. Benar dan Salah merupakan suatu kontradiksi. Misal dalam suatu pre tes siswa menjawab salah. Nah, kita memandang bahwa siswa tersebut benar karena memang ia belum mengetahui materi yang diujikan dan belum mendapat penjelasan. Jadi, salahnya siswa tersebut adalah benar.

Seorang siswa pergi ke sekolah mengenakan seragam. Siswa tersebut benar karena telah mengikuti aturan memakai seragam ke sekolah. Namun, ternyata siswa tersebut memakai seragam hari selasa padahal hari tersebut adalah rabu. Nah, benar siswa tersebut telah memakai seragam, namun ternyata siswa tersebut salah hari. Jadi, benarnya siswa tersebut adalah salah.

Dalam hidup ini, terkadang kita menjumpai kejadian seperti hal di atas. Benar dan salah itu terkadang subjektif jika berdasar manusia karena setiap daerah memiliki norma yang berbeda yang berkaitan dengan benar dan salah. Dalam pencarian jati diri tentunya kita akan menjumpai benar dan salah, berada pada persimpangan jalan yang menuntut kita untuk membuat keputusan. Benar dan salah selalu menjadi dilema bagi setiap pencari jati diri. Untuk itulah dalam menggapai jati diri kita memerlukan suatu pegangan hidup agar tidak tersesat dalam jalan mencari jati diri. Bagi umat Islam, pegangan hidupnya adalah Al Qur’an dan Hadist. Hal tersebut merujuk pada kebenaran absolut yakni kebenaran Tuhan. Jika kita memiliki keimanan akan Tuhan maka itu menjadi suatu pondasi dalam perjalanan pencarian jati diri.

***

Perkuliahan filsafat tidak hanya sampai pada perkuliahan tersebut karena masih ada kuliah tambahan yang diberikan ketika minggu tenang ujian. Pada pertemuan kali ini, diisi dengan sesi tanya jawab. Kami diminta untuk menulis pertanyaan pada selembar kertas kemudian mengumpulkannya. Pak Marsigit membaca pertanyaan yang telah kami tuliskan kemudian memberikan penjelasannya. Berikut pertanyaan yang terdapat pada perkuliahan tersebut.

1.      Septi Nur Hidayati : Bagaimana cara mengkomunikasikan matematika pada siswa saat pembelajaran dengan materi yang abstrak?

2.      Hernestri Anggraheni : Apakah mencari identitas termasuk dalam berfilsafat?

3.      Rosaini : Bagaimana terjadinya filsafat?

4.      Rizky Cahyaningtyas : Metode pembelajaran seperti apa yang tidak memicu adanya perbudakan?

5.      Latifatul Karimah : Apakah ciri-ciri orang yang sudah menggapai ruang dan waktu?

6.      Diyah Wahyu Utami : Mohon dijelaskan mengenai para logis antinomi?

7.      Atika Izzatul Jannah : Pada usia berapa anak dapat diajar berfilsafat?

8.      Trysilia Ida Pramesti : Apakah hakekat malas dalam filsafat?

9.      Kartina Purnamasari : Bagaimana usaha agar tidak terjebak dalam mitos?

10.  Arina Fauzia Ainani : Bagaimana cara menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak tepat pada siswa tanpa mengurangi motivasi siswa?

11.  Novia Nuraini : Apakah mempunyai tekad yang kuat terhadap masa depan termasuk mendahului kodartnya?

12.  Deary Putriani : Apakah filsafat juga merupakan ilmu agama?

13.  Fitriana Nur Hidayati : Bagaimana menghadapi rekan kerja yang baik di depan tetapi mengunjing di belakang?

Dalam pertemuan kali ini, satu poin penting yang saya dapatkan adalah betapa pentingnya komunikasi. Seseorang bisa memahami satu sama lain karena memiliki suatu komunikasi yang baik. Seseorang dapat juga kehilangan kepercayaan karena komunikasi yang kurang baik. Untuk itulah penting bagi kita untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam perjalanan mencari diri, kita harus memiliki bekal komunikasi yang baik agar tetap berada pada jalan yang baik menuju jati diri yang utama. Komunikasi memberikan kita pandangan dan wawasan sehingga membantu kita dalam membuat suatu keputusan. Selamat belajar dan melakukan perjalanan mencari diri.

***

Demikianlah beberapa kisah perjalanan kami dalam proses pencarian jati diri. Setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Semoga setiap perjalanan yang kita lakukan kita senantiasa diberikan petunjuk dan pertolongan-Nya. Selamat menempuh perjalanan dan melukiskan kisah hidup masing-masing.

Terima kasih J